M E M O R I
A.
PENGERTIAN
MEMORI
Secara etimologi, memori atau memory (Inggris), adalah keberadaan tentang pengalaman masa
lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat yang dapat
menyimpan dan merekam informasi.
Ilmu
psikologi mendefenisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan
dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) oleh manusia dan organisme
lainnya. Pengkodean berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan.
Menurut perspektif psikologi kognitif bahwa memori atau ingatan ialah
kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi
ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan yaitu : menerima kesan-kesan, menyimpan
dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada
manusia ini berarti ada suatu
indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan
kembali dari sesuatu yang pernah dialami.
Memori juga
berarti ingatan yang mempunyai arti lebih luas yaitu:
1. Apa yang
diingat, yang terbayang di pikiran sepanjang ingatan.
2. Alat atau
daya batin untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah
diketahui (dipahami atau dipelajari).
3. Pikiran,
dalam arti angan-angan, kesadaran.
4. Apa yang
terbit di hati, seperti niat atau cita-cita.
B.
JENIS-JENIS MEMORI
Teori
tentang memori yang melibatkan Proses Encoding, Storage, dan Retrival ini
paling banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori
Information-Processing. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson dan
Richard Shiffrin (1968) menurut teori mereka, memori juga melalui Proses
Encoding, Storage, dan Retrival. Namun dalam proses tersebut juga terlibat pula
tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek
(Short-Term Memory), memori jangka panjang (Long-Term Memory).
1. Memori
Sensoris
Memori sensoris berkaitan dengan
penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera kita. Proses
memori sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan melalui jalur
syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.
a. Encoding dalam memori sensoris
Pada saat mata kita melihat sesuatu,
atau telinga kita mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan
diubah dalam bentuk impuls-impuls neutral dan dihantarkan ke bagian-bagian
tertentu dari otak.
b. Storage dalam memori sensoris
Memori sensoris ternyata mempunyai
kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi yang disimpan
tersebut cepat sekali menghilang.
2. Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek (Short Term
Memory) atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara,
artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama memori tersebut
masih dibutuhkan.
a. Encoding dalam memori jangka
pendek
Mula-mula
akan berlangsung proses encoding seperti memori sensoris, akan tetapi informasi
yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal oleh suatu proses yang disebut
control processes, yaitu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya
informasi.
b. Storage dalam memori jangka
pendek
Kapasitas
dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi
dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu dapat dilihat dengan percobaan yang
disebut dengan memory span task.
c. Retrieval dalam memori jangka
pendek
Kapasitas
memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam
memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat
dalam memori jangka pendek, yaitu :
1) Parallel Search
2) Serial Search
3. Memori
Jangka Panjang
Memori jangka panjang (Long
Term Memory) adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.
a.
Encoding dalam memori jangka panjang
Prosesnya hampir sama dengan memori
jangka pendek hanya untuk memori jangka panjang perlu dilakukan proses
selanjutnya yaitu semantic atau imagery coding. Dalam proses ini data
dianalisis lebih jauh lagi.
b. Storage dalam memori jangka
panjang
Proses
encoding dalam memori ini dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari
informasi bagi individu tersebut. Oleh karena itu penyimpanan informasi dapat
berlangsung secara permanen. Selain daripada itu, kapasitasnya besar sehingga
dapat menyimpan informasi yang sangat banyak. Meskipun demikian, memori bekerja
secara efisien yaitu dengan jalan me-reorganisasi informasi yang diterima.
Reorganisasi ini erat kaitannya dengan proses retrieval informasi.
c. Retrieval dalam memori jangka panjang
Penyimpanan
memori ini sangat terorganisir, organisasi ini besar faedahnya karena kapasitas
memorinya luar biasa besarnya. Informasi yang tersimpan sifatnya terorganisasi,
maka bila diberi petunjuk, maka proses mengingatnya hanya berlangsung beberapa
detik saja.
C. PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI
Memori dalam
otak berasal dari kontak antara panca indera dengan lingkungan. Memori
terbentuk dari hasil kerja struktur yang ada dalam sistem syaraf pusat. Model
kerja ini yang akan dijelaskan dibawah ini.

Konsep sebagai informasi dari
lingkungan akan diterima oleh panca indera, dengan kerja syaraf sensoris indera,
informasi dikirim ke otak. Yang pertama, konsep disimpan dalam memori jangka
pendek atau meori yang tersimpan hanya dalam waktu yang sangat pendek atau
paling lama sekitar satu menit. Memori jangka pendek dikirim ke generator atau
pembangkit tanggapan, kemudian oleh system syaraf efektor dikirim ke bagian
tubuh untuk menjawab rangsang.
Memori jangka pendek dapat diubah
menjadi memori jangka panjang atau memori yang dapat disimpan permanen di dalam
otak atas kerja kontrol. Memori ini dapat digunakan kembali setiap saat untuk
menjawab rangsang. Memori jangka panjang yang masih baru, memerlukan proses
atau jalur memori jangka pendek untuk digunakan. Memori jangka panjang dapat
digunakan dengan cepat atau tidak melalui jalur memori jangka pendek bila sudah
terlatih atau sering dipanggil/digunakan.
Memori jangka panjang yang sudah
lama tidak digunakan akan sulit dipanggil untuk digunakan, peristiwa ini
disebut peristiwa luap atau bias disebut memori lupa. Memori lupa dapat
dipanggil kembali melalui ciri-ciri konsepnya.
Kontrol dapat bekerja apabila ada
harapan yang terdiri dari motivasi, atensi, minat dan usaha. Jadi bila tidak
ada harapan kontrol tidak bekerja, bila kontrol tidak bekerja tidak ada konsep
yang tersimpan dalam memori atau orang tersebut otaknya kosong. Kontrol dalam
makalah ini adalah jumlah panca indera yang terlibat, jadi kualitas control
tergantung pada banyaknya indera yang terlibat, semakin banyak indera yang
terlibat semakin baik konsep tersimpan dalam memori. Kontrol lain adalah frekuensi,
yang berarti semakin banyak frekuensi informasi semakin baik konsep tersimpan
dalam memori. Berikut konsep kualitas memori:

D. LUPA
Lupa merupakan suatu gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak
dapat diketemukan kembali untuk digunakan. Lupa juga di artikan bahwa kita
tidak dapat mengingat sesuatu yang di lakukan baik di sengaja maupun tidak
disengaja.
Contoh : Kita sedang mengikuti kegiatan belajar di kampus, ketika selesai
belajar kita langsung pulang, padahal niat awal tadi ialah : sesudah belajar
mau keperpustakaan.
a.
Ada Empat Teori Tentang Lupa :
1. Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa memori
menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang
kembali. Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak
yang bila dalam waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran akan
rusak atau menghilang. Jadi jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada lama
interval.
2. Teori Interferensi
Teori ini menitikberatkan pada isi interval.
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka
panjang masih ada dalam gudang memori, akan tetapi jejak-jejak ingatan saling
bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru
diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tapi bisa juga
terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima
menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadinya interferensi
retroaktif. Contohnya, apabila kemarin anda menghafalkan peta Pulau
Sumatra, ternyata sekarang anda diharuskan mati-matian menghafalkan peta Pulau
Kalimantan. Saat anda mencoba menghafalkan kembali kotamadya-kotamadya di Pulau
Sumatra, anda akan mengalami kesulitan karena yang muncul adalah nama kotamadya-kotamadya
di Pulau Kalimantan.
Bila informasi yang kita terima
sulit diingat karena adanya pengaruh ingatan yang lama, maka terjadi proses interferensi
proaktif. Contohnya dalam mempelajari bahasa baru, pola atau tata bahasa
anda yang lama akan mempersulit anda dalam mengingat tata bahasa yang baru.
3. Teori Retrieval Failure
Teori ini sebenarnya sepakat dengan
teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka
panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan
oleh interferensi. Kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak
adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi,
maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
4. Teori Motivated Forgetting
Menurut teori ini, kita akan
cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang
menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak
diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa
teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu
ada.
5. Lupa Karena Sebab Fisiogis
Para peneliti sepakat bahwa setiap
penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan
fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan
lupa yang disebut amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang
telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia
retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru diterimanya, ia
dikatakan menderita amnesia anterograd. Karena proses lupa dalam dua
kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang
menjadi fokus perhatian bagi para pendidik dan psikolog dalam kaitannya dengan
proses kelupaan.
b.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi atau Membuat Kita Lupa
1.
aktivitas yang terlalu padat
2.
kejenuhan
3.
umur yang sudah tua
4.
menonton film porno
5.
sering di tunda tunda
6.
otak yang sudah capek
Adapun orang sering lupa ingatan sering juga di sebut dengan AMNESIA.
Pandangan islam mengenai lupa merupakan hal yang wajar karena ada hadist yang
mengatakan semua penyakit pasti ada obatnya, kecuali penyakit lupa. Dalam
psikologi, lupa temasuk gejala sensorik (otak ) karena lupa berhubungan dengan
fungsi saraf sensorik di dalam otak, Jika suatu otak berkata tanpa henti
niscaya dia akan mengalami kelelahan dan ini bisa menyebabkan seseorang menjadi
lupa.
c.
Secara Garis Besar Lupa Bisa di Bedakan Menjadi 3 Macam
1. lupa dalam
arti yang wajar.
2. lupa dalam
arti kecelakaan /terkena penyakit dan lain-lain.
3. lupa karena
disebabkan oleh usia lanjut.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Sujanto,
Agus. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara. 2009.
http://ratih-f-a-fpsi05.web.unair.ac.id/artikel_detail-46900-Psikologi%20Umum%20II-Memory.html, di akses 2 juni 2013, jam 15.00
http://rickyemilee.blogspot.com/2012/04/memori.html, di akses 2 juni 2013, jam 15.06