Kamis, 16 Oktober 2014

Persepsi Sosial (Psikologi Umum II)



BAB I
PENDAHULUAN

Pengetahuan tentang orang-orang tertentu dan kaitannya dengan atribut tertentu sering diistilahkan sebagai prototype. Hasil prototype memunculkan adanya stereotype, yaitu pemberianatribut tertentu pada sekelompok orang tertentu. Contoh: orang Indonesia ramah, orang Amerika individualistis.
Dalam pembentukan kesan, stereotype sulit diabaikan begitu saja. Stereotype akan membatasi persepsi dan komunikasi, stereotype juga bisa dimanfaatkan untuk membina hubungan yang lebih lanjut. Pada konsep kepribadian implicit, stereotype juga akan memunculkan illusorycorrelation, yaitu mengaitkan secara berlebihan antara satu karakteristik dengan karakteristik yang lain secara general.
     Persepsi merupakan suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliput ikeberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurangsempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol,1994).
Persepsi dapat diartikan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Atau dengan kata lain persepsi merupakan proses memberikan makna pada stimuli yang ditangkap oleh inderawi. Dalam hal ini, stimulus yang mengenai inderawi individu itu kemudian diorganisasikan, diinterprestasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderakannya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi.







BAB II
PEMBAHASAN 

1.      Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964: Woodworth dan Marquis, 1957).
Menurut  Moskowitz dan Orgel (1969) persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang di terima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada pada diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang  dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi.
Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff, 1981).


2.      Persepsi Sosial
Persepsi sosial sering diartikan sebagai proses mempersepsi objek-objek dan peristiwa sosial individu untuk mencoba memahami apa yang tampak dan tidak tampak pada alat inderanya. Persepsi sosial melibatkan proses mempersepsi orang lain, penampilan fisik, aspek-aspek psikologi serta perilakunyaPersepsi sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsikan, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain sehingga terbentuk  gambaran mengenai orang yang dipersepsikan. Karena yang  dipersepsikan itu manusia seperti halnya  dengan yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan pengaruh kepada yang mempersepsi.
Telah di paparkan di depan berkaitan dengan persepsi objek yang dipersepsikan dapat berada di luar individu yang mempersepsi. Bila  objek persepsi berwujud benda-benda disebut (things perception) atau  juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi manusia atau orang disebut persepsi social atau social perception ( Heider 1958). Istilah social perception masih terdapat istilah lain yang di gunakan, yaitu persepsi orang atau person cognition atau interpersonal perception. Persepsi sosial adalah persepsi yang berkaitan dengan variabel-variabel sosial. Sehingga  ini memberikan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian person perception (Tagiuri dalam Lindzey dan Aronson, 1975).
Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalahpenilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentusaja sangat penting, namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi,berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalahbeberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat,wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.
Brems& Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:
a.     Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b.    Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkanpengalaman orang untuk meniiai sesuatu.
c.     Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:
·         Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpabanyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepatberdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
·         Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks,orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisissecara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Dalam diri individu mempersepsikan benda-benda mati bila dibandingkan dengan mempersepsikan manusia, terdapat segi-segi persamaan di samping terdapat segi-segi perbedaan. Mempersepsi seseorang, individu yang dipersepsi  itu mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan, harapan, walaupun kadarnya berbeda seperti halnya pada individu yang mempersepsi. Hal tersebut tidak akan di jumpai bila yang dipersepsi itu bukan manusia atau orang  (Tagiuri dan Petrullo, 1958). Ini  berarti bahwa orang yang dipersepsikan dapat memberikan pengaruh kepada orang yang mempersepsikan.
Pikiran, perasaan, kerangka acuan,pengalaman-pengalaman, atau dengan kata lain keadaan pribadi orang yangmempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi orang lain. Haltersebut disebabkan karena persepsi merupakan aktifitas yang integrated (Moskowitz dan Orgel, 1969).Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman merupakan seorang yangmenyenangkan bagi orang yang mempersepsi, akan lain hasil persepsinya bilaorang yang dipersepsi itu memberikan pengalaman yang sebaliknya. Demikian puladengan aspek-aspek lain yang terdapat dalam diri orang yang mempersepsi.
Demikian pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juga akan ikut berperan dalam hal mempersepsi orang. Bila situasi sosial yang melatarbelakangi berbeda, hal tersebut akan dapat membawa perberdaan hasil persepsi seseorang. Orang yang biasa bersikap menunjukan kekerasanya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagai stimulus person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya. Karena itu situasi social yang melatarbelakangi stimulus person mempunyai peran yang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.




3.      Aspek Persepsi Sosial
Menurut Walgito 2002, penginderaan terjadi dalam konteks tertentu, konteks ini di sebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaan yang sempurna, ada aspek-aspek dalam dunia perepsi:
a.       Sensor sel dasar
Ransang yang diterima harus sesuai dengan mobilitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensori dasar dari masing-masing indera cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman, suhu untuk perasa bunyi unutk pendengaran dan sifat permukaan bagi peraba. Sensor sel dasar dari alat indera manusia nantinya akan mempengaruhi persepsi seseorang.
b.      Dimensi ruang
Kita dapat menyatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, depan, belakang. Contohnya, ketika kita berada di tempat yang tinggi, lalu kita melihat ke bawah, maka kita akan mengatakan bahwa batu di bawah itu sangat kecil, berbeda lagi ketika kita berada di tempat yang rendah, maka kita akan mengatakan bahwa batu itu cukup besar. Begitulah dimensi ruang dapat mempengaruhi persepsi sosial.
c.       Dimensi waktu
Dunia persepsi mempuyai dimensi waktu seperti cepat, lambat, tua, muda. Dimensi waktu juga merupakan aspek dari persepsi sosial.
d.      Konteks
Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Kita melihat meja tidak berdiri sendiri tetapi dalam ruang tertentu, disaat tertentu, letak atau poisi tertentu.
e.       Tujuan
Dunia persepsi merupakan dunia penuh arti, kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya bagi kita.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut Siagian (1995) dalam bukunya yang berjudul  “Teori Motivasi dan Aplikasinya” secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi seseorang yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu yang meliputi :
a.       Objek ini akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda atau peristiwa, dan objek yang sudah dikenali tersebut akan menjadi sebuah stimulusb.
b.      Faktor situasi
Situasi merupakan keadaan dimana, keadaan tersebut dapat menimbulkan sebuah persepsi.
Sedangkan faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dalam diri individu (Niven N, 2002). Diantara faktor internal tersebut adalah :
a.       Motif
Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.
b.      Minat
Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.
c.       Harapan
Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang disukai dan diharapkan.
d.      Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, sikap dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain aatau objek lain.
e.       Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
f.       Pengalaman
Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit di lupakan dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain.
BAB III
KESIMPULAN

     Persepsi sosial sering diartikan sebagai proses mempersepsi objek-objek dan peristiwa sosial individu untuk mencoba memahami apa yang tampak dan tidak tampak pada alat inderanya. Persepsi sosial melibatkan proses mempersepsi orang lain, penampilan fisik, aspek-aspek psikologi serta perilakunya. Persepsi yang dihasilkan oleh individu sangat subjektif karena dipengaruhi oleh perasaan, nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki oleh individu. Sehingga tidak heran jika ada suatu objek dipersepsikan berbeda oleh masing-masing orang yang mengamatinya.
Dengan persepsi, individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dengan demiklan dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi inilah yang disebut persepsi diri (self perception). Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual.









DAFTAR KEPUSTAKAAN

Walgito, Bimo. Psikologi Sosial. C.V Andi Offset. Yogyakarta. 2003.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2006.
http://harniezmashe.blogspot.com/2012/10/persepsi-sosial.html . (Penulis artikel : Khairun Nisa, 20.58 WIB.
psi-unnes.blogspot.com/2010/.../persepsi-sosial.ht...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar