BAB I
PENDAHULUAN
Pengetahuan
tentang orang-orang tertentu dan kaitannya dengan atribut tertentu sering
diistilahkan sebagai prototype.
Hasil prototype memunculkan adanya stereotype, yaitu pemberianatribut tertentu
pada sekelompok orang tertentu. Contoh: orang Indonesia ramah, orang Amerika individualistis.
Dalam
pembentukan kesan, stereotype sulit
diabaikan begitu saja. Stereotype akan membatasi persepsi dan komunikasi, stereotype juga bisa dimanfaatkan
untuk membina hubungan yang lebih lanjut. Pada konsep kepribadian implicit, stereotype juga akan
memunculkan illusorycorrelation, yaitu mengaitkan secara berlebihan
antara satu karakteristik dengan
karakteristik yang lain secara general.
Persepsi merupakan suatu proses aktif timbulnya
kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal
individu meliput ikeberadaan
objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi
dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan
manusia yang kurangsempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi
(Bartol & Bartol,1994).
Persepsi
dapat diartikan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Atau dengan kata lain persepsi merupakan proses memberikan makna pada
stimuli yang ditangkap oleh inderawi. Dalam hal ini,
stimulus yang mengenai inderawi individu itu kemudian diorganisasikan,
diinterprestasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderakannya
itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Persepsi
Persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Pada umumnya stimulus
tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan
proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak
dapat lepas dari proses penginderaan. Alat indera merupakan penghubung antara
individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964: Woodworth dan
Marquis, 1957).
Menurut
Moskowitz dan Orgel (1969) persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari
individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa persepsi merupakan proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang di terima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan
aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas
yang intergrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada pada diri individu
ikut aktif berperan dalam persepsi.
Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar
diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan.
Bila yang dipersepsikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang
disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam persepsi itu
merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri
individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan
aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam
persepsi.
Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa
dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak
sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya
kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak
sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran
bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff,
1981).
2. Persepsi
Sosial
Persepsi
sosial sering diartikan sebagai proses mempersepsi objek-objek dan peristiwa
sosial individu untuk mencoba memahami apa yang tampak dan tidak tampak pada
alat inderanya. Persepsi sosial melibatkan proses mempersepsi orang lain,
penampilan fisik, aspek-aspek psikologi serta perilakunyaPersepsi sosial
merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan
mengevaluasi orang lain yang dipersepsikan, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya
dan keadaan yang lain sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang
dipersepsikan. Karena yang dipersepsikan itu manusia seperti halnya
dengan yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan pengaruh kepada
yang mempersepsi.
Telah di
paparkan di depan berkaitan dengan persepsi objek yang dipersepsikan dapat
berada di luar individu yang mempersepsi. Bila objek persepsi berwujud benda-benda disebut (things
perception) atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi
manusia atau orang disebut persepsi social atau social perception ( Heider
1958). Istilah social perception masih terdapat istilah lain yang di
gunakan, yaitu persepsi orang atau person cognition atau interpersonal
perception. Persepsi sosial adalah persepsi yang berkaitan dengan variabel-variabel
sosial. Sehingga ini memberikan pengertian yang lebih luas dari pada
pengertian person perception (Tagiuri
dalam Lindzey dan Aronson, 1975).
Menurut
Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalahpenilaian-penilaian yang terjadi
dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentusaja sangat penting, namun bukan
tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi,berat, bentuk tubuh, warna kulit,
warna rambut, dan warna lensa mata, adalahbeberapa hal yang mempengaruhi
persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat,wanita berambut pirang dinilai
sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.
Brems& Kassin (dalam Lestari,
1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:
a. Person, yaitu orang yang menilai
orang lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang
terbentuk berdasarkanpengalaman orang untuk meniiai sesuatu.
c.
Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses
persepsi, yaitu:
·
Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpabanyak
pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan
cepatberdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
·
Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks,orang
mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisissecara
lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Dalam diri
individu mempersepsikan benda-benda mati bila dibandingkan dengan
mempersepsikan manusia, terdapat segi-segi persamaan di samping terdapat segi-segi
perbedaan. Mempersepsi seseorang, individu yang dipersepsi itu mempunyai
kemampuan-kemampuan, perasaan, harapan, walaupun kadarnya berbeda seperti
halnya pada individu yang mempersepsi. Hal tersebut tidak akan di jumpai bila
yang dipersepsi itu bukan manusia atau orang (Tagiuri dan Petrullo,
1958). Ini berarti bahwa orang yang dipersepsikan dapat memberikan
pengaruh kepada orang yang mempersepsikan.
Pikiran,
perasaan, kerangka acuan,pengalaman-pengalaman, atau dengan kata lain keadaan
pribadi orang yangmempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi
orang lain. Haltersebut disebabkan karena persepsi merupakan aktifitas yang integrated
(Moskowitz dan Orgel, 1969).Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman
merupakan seorang yangmenyenangkan bagi orang yang mempersepsi, akan lain hasil
persepsinya bilaorang yang dipersepsi itu memberikan pengalaman yang
sebaliknya. Demikian puladengan aspek-aspek lain yang terdapat dalam diri orang
yang mempersepsi.
Demikian
pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juga akan ikut
berperan dalam hal mempersepsi orang. Bila situasi sosial yang melatarbelakangi
berbeda, hal tersebut akan dapat membawa perberdaan hasil persepsi seseorang.
Orang yang biasa bersikap menunjukan kekerasanya, hal tersebut akan
mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagai stimulus person. Keadaan tersebut
dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya. Karena itu situasi social yang
melatarbelakangi stimulus person mempunyai peran yang penting dalam persepsi,
khususnya persepsi sosial.
3. Aspek
Persepsi Sosial
Menurut
Walgito 2002, penginderaan terjadi dalam konteks tertentu, konteks ini di sebut
sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaan yang sempurna, ada
aspek-aspek dalam dunia perepsi:
a.
Sensor sel dasar
Ransang
yang diterima harus sesuai dengan mobilitas tiap-tiap indera, yaitu sifat
sensori dasar dari masing-masing indera cahaya untuk penglihatan, bau untuk
penciuman, suhu untuk perasa bunyi unutk pendengaran dan sifat permukaan bagi
peraba. Sensor sel dasar dari alat indera manusia nantinya akan mempengaruhi
persepsi seseorang.
b.
Dimensi ruang
Kita
dapat menyatakan
atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, depan, belakang. Contohnya,
ketika kita berada di tempat yang tinggi, lalu kita melihat ke bawah, maka kita
akan mengatakan bahwa batu di bawah itu sangat kecil, berbeda lagi ketika kita
berada di tempat yang rendah, maka kita akan mengatakan bahwa batu itu cukup
besar. Begitulah dimensi ruang dapat mempengaruhi persepsi sosial.
c.
Dimensi waktu
Dunia
persepsi mempuyai dimensi waktu seperti cepat, lambat, tua, muda. Dimensi waktu
juga merupakan aspek dari persepsi sosial.
d.
Konteks
Objek-objek
atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu
dengan konteksnya. Kita melihat meja tidak berdiri sendiri tetapi dalam ruang
tertentu, disaat tertentu, letak atau poisi tertentu.
e.
Tujuan
Dunia persepsi merupakan dunia penuh
arti, kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang
mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya bagi kita.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi
Menurut Siagian
(1995) dalam bukunya yang berjudul “Teori
Motivasi dan Aplikasinya” secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi
terjadinya persepsi seseorang yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang
dari luar individu yang meliputi :
a.
Objek ini akan
menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda atau peristiwa,
dan objek yang sudah dikenali tersebut akan menjadi sebuah stimulusb.
b.
Faktor situasi
Situasi merupakan keadaan dimana,
keadaan tersebut dapat menimbulkan sebuah persepsi.
Sedangkan faktor internal yaitu
persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dalam diri individu
(Niven N, 2002). Diantara faktor internal tersebut adalah :
a.
Motif
Motif adalah semua penggerak,
alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang
berbuat sesuatu.
b.
Minat
Minat adalah perhatian terhadap
sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui
panca indera.
c.
Harapan
Harapan merupakan perhatian
seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang disukai dan
diharapkan.
d.
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, sikap dapat
menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain aatau objek lain.
e.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.
f.
Pengalaman
Pengalaman merupakan peristiwa yang
dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka
membentuk pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri
oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit di lupakan dibandingkan dengan melihat
pengalaman orang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Persepsi sosial sering
diartikan sebagai proses mempersepsi objek-objek dan peristiwa sosial individu
untuk mencoba memahami apa yang tampak dan tidak tampak pada alat inderanya.
Persepsi sosial melibatkan proses mempersepsi orang lain, penampilan fisik,
aspek-aspek psikologi serta perilakunya. Persepsi
yang dihasilkan oleh individu sangat subjektif karena dipengaruhi oleh perasaan,
nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki oleh individu. Sehingga tidak heran
jika ada suatu objek dipersepsikan berbeda oleh masing-masing orang yang
mengamatinya.
Dengan
persepsi, individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan
yang ada disekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan.
Dengan demiklan dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang
dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi
inilah yang disebut persepsi diri (self perception). Karena dalam
persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang
ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir,
kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut
berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat
dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, kerangka acuan
tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan
individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa
persepsi itu memang bersifat individual.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial. C.V Andi Offset.
Yogyakarta. 2003.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. PT
RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2006.
http://harniezmashe.blogspot.com/2012/10/persepsi-sosial.html
. (Penulis artikel : Khairun
Nisa, 20.58 WIB.
http://blog.mediakeperawatan.com/persepsi-definisi-faktor-dan-proses-terjadinya-persepsi.html. Diakses pada Sabtu, 02 March 2013, pukul 20.03 WIB
psi-unnes.blogspot.com/2010/.../persepsi-sosial.ht...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar