Kamis, 16 Oktober 2014

Memori



M E M O R I
A.     PENGERTIAN MEMORI
Secara etimologi, memori atau memory (Inggris), adalah keberadaan tentang pengalaman masa lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat yang dapat menyimpan dan merekam informasi.
Ilmu psikologi mendefenisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) oleh manusia dan organisme lainnya. Pengkodean berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan.
Menurut perspektif psikologi kognitif bahwa memori atau ingatan ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan yaitu : menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada  manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami.

Memori juga berarti ingatan yang mempunyai arti lebih luas yaitu:
1. Apa yang diingat, yang terbayang di pikiran sepanjang ingatan.
2. Alat atau daya batin untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah
            diketahui (dipahami atau dipelajari).
3. Pikiran, dalam arti angan-angan, kesadaran.
4. Apa yang terbit di hati, seperti niat atau cita-cita.

B.     JENIS-JENIS MEMORI
Teori tentang memori yang melibatkan Proses Encoding, Storage, dan Retrival ini paling banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori Information-Processing. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968) menurut teori mereka, memori juga melalui Proses Encoding, Storage, dan Retrival. Namun dalam proses tersebut juga terlibat pula tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (Short-Term Memory), memori jangka panjang (Long-Term Memory).
     1. Memori Sensoris
Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera kita. Proses memori sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.
a. Encoding dalam memori sensoris
Pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga kita mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan diubah dalam bentuk impuls-impuls neutral dan dihantarkan ke bagian-bagian tertentu dari otak.
b. Storage dalam memori sensoris
Memori sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi  yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang.

2. Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek (Short Term Memory) atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama memori tersebut masih dibutuhkan.
a. Encoding dalam memori jangka pendek
        Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti memori sensoris, akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal oleh suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi.
b. Storage dalam memori jangka pendek
        Kapasitas dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu dapat dilihat dengan percobaan yang disebut dengan memory span task.
c. Retrieval dalam memori jangka pendek
        Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek, yaitu :
1) Parallel Search
2) Serial Search

      3.  Memori Jangka Panjang
  Memori jangka panjang (Long Term Memory) adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.
       a. Encoding dalam memori jangka panjang
Prosesnya hampir sama dengan memori jangka pendek hanya untuk memori jangka panjang perlu dilakukan proses selanjutnya yaitu semantic atau imagery coding. Dalam proses ini data dianalisis lebih jauh lagi.
b. Storage dalam memori jangka panjang
Proses encoding dalam memori ini dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari informasi bagi individu tersebut. Oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen. Selain daripada itu, kapasitasnya besar sehingga dapat menyimpan informasi yang sangat banyak. Meskipun demikian, memori bekerja secara efisien yaitu dengan jalan me-reorganisasi informasi yang diterima. Reorganisasi ini erat kaitannya dengan proses retrieval informasi.
c. Retrieval dalam memori jangka panjang
      Penyimpanan memori ini sangat terorganisir, organisasi ini besar faedahnya karena kapasitas memorinya luar biasa besarnya. Informasi yang tersimpan sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk, maka proses mengingatnya hanya berlangsung beberapa detik saja.

C.     PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI
Memori dalam otak berasal dari kontak antara panca indera dengan lingkungan. Memori terbentuk dari hasil kerja struktur yang ada dalam sistem syaraf pusat. Model kerja ini yang akan dijelaskan dibawah ini.
http://www.unpas.ac.id/fkip/cms/gambar/photoalbum/album_14/gbr6.gif
Konsep sebagai informasi dari lingkungan akan diterima oleh panca indera, dengan kerja syaraf sensoris indera, informasi dikirim ke otak. Yang pertama, konsep disimpan dalam memori jangka pendek atau meori yang tersimpan hanya dalam waktu yang sangat pendek atau paling lama sekitar satu menit. Memori jangka pendek dikirim ke generator atau pembangkit tanggapan, kemudian oleh system syaraf efektor dikirim ke bagian tubuh untuk menjawab rangsang.
Memori jangka pendek dapat diubah menjadi memori jangka panjang atau memori yang dapat disimpan permanen di dalam otak atas kerja kontrol. Memori ini dapat digunakan kembali setiap saat untuk menjawab rangsang. Memori jangka panjang yang masih baru, memerlukan proses atau jalur memori jangka pendek untuk digunakan. Memori jangka panjang dapat digunakan dengan cepat atau tidak melalui jalur memori jangka pendek bila sudah terlatih atau sering dipanggil/digunakan.
Memori jangka panjang yang sudah lama tidak digunakan akan sulit dipanggil untuk digunakan, peristiwa ini disebut peristiwa luap atau bias disebut memori lupa. Memori lupa dapat dipanggil kembali melalui ciri-ciri konsepnya.
Kontrol dapat bekerja apabila ada harapan yang terdiri dari motivasi, atensi, minat dan usaha. Jadi bila tidak ada harapan kontrol tidak bekerja, bila kontrol tidak bekerja tidak ada konsep yang tersimpan dalam memori atau orang tersebut otaknya kosong. Kontrol dalam makalah ini adalah jumlah panca indera yang terlibat, jadi kualitas control tergantung pada banyaknya indera yang terlibat, semakin banyak indera yang terlibat semakin baik konsep tersimpan dalam memori. Kontrol lain adalah frekuensi, yang berarti semakin banyak frekuensi informasi semakin baik konsep tersimpan dalam memori. Berikut konsep kualitas memori:
http://www.unpas.ac.id/fkip/cms/gambar/photoalbum/album_14/gbr7.gif

D.     LUPA
Lupa merupakan suatu gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak dapat diketemukan kembali untuk digunakan. Lupa juga di artikan bahwa kita tidak dapat mengingat sesuatu yang di lakukan baik di sengaja maupun tidak disengaja.
            Contoh : Kita sedang mengikuti kegiatan belajar di kampus, ketika selesai belajar kita langsung pulang, padahal niat awal tadi ialah : sesudah belajar mau keperpustakaan.

a.      Ada Empat Teori Tentang Lupa :
1.      Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali. Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak yang bila dalam waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran akan rusak atau menghilang. Jadi jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada lama interval.
2.      Teori Interferensi
 Teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori, akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tapi bisa juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah  ada dalam memori kita, maka terjadinya interferensi retroaktif. Contohnya, apabila kemarin anda menghafalkan peta Pulau Sumatra, ternyata sekarang anda diharuskan mati-matian menghafalkan peta Pulau Kalimantan. Saat anda mencoba menghafalkan kembali kotamadya-kotamadya di Pulau Sumatra, anda akan mengalami kesulitan karena yang muncul adalah nama kotamadya-kotamadya di Pulau Kalimantan.
Bila informasi yang kita terima sulit diingat karena adanya pengaruh ingatan yang lama, maka terjadi proses interferensi proaktif. Contohnya dalam mempelajari bahasa baru, pola atau tata bahasa anda yang lama akan mempersulit anda dalam mengingat tata bahasa yang baru.
3.      Teori Retrieval Failure
Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi, maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
4.      Teori Motivated Forgetting
Menurut teori ini, kita akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.
5.      Lupa Karena Sebab Fisiogis
Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia anterograd. Karena proses lupa dalam dua kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik dan psikolog dalam kaitannya dengan proses kelupaan.

b.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi atau Membuat Kita Lupa
1.      aktivitas yang terlalu padat
2.      kejenuhan
3.      umur yang sudah tua
4.      menonton film porno
5.      sering di tunda tunda
6.      otak yang sudah capek
Adapun orang sering lupa ingatan sering juga di sebut dengan AMNESIA. Pandangan islam mengenai lupa merupakan hal yang wajar karena ada hadist yang mengatakan semua penyakit  pasti ada obatnya, kecuali penyakit lupa. Dalam psikologi, lupa temasuk gejala sensorik (otak ) karena lupa berhubungan dengan fungsi saraf sensorik di dalam otak, Jika suatu otak berkata tanpa henti niscaya dia akan mengalami kelelahan dan ini bisa menyebabkan seseorang menjadi lupa.

c.       Secara Garis Besar Lupa Bisa di Bedakan Menjadi 3 Macam
1.      lupa dalam arti yang wajar.
2.      lupa dalam arti kecelakaan /terkena penyakit dan lain-lain.
3.      lupa karena disebabkan oleh usia lanjut.














DAFTAR KEPUSTAKAAN
Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara. 2009.
http://rickyemilee.blogspot.com/2012/04/memori.html, di akses 2 juni 2013, jam 15.06
       http://unpas.ac.id/fkip/cms/besan.artikel.php?article_id=1, di akses 2 juni 2013, jam 15.14

1 komentar: