Kamis, 16 Oktober 2014

Kesehatan Mental



KESEHATAN MENTAL

A.  Pengertian Kesehatan Mental

Beberapa definisi kesehatan mental :
  • Terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa dan dari gejala-gejala penyakit jiwa
  • Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan masyarakat dan dengan lingkungan dimana ia tinggal
  • Keadaan dimana segenap potensi diri individu berhasil diaktualisasikan

Kesimpulan tentang definisi kesehatan mental :
Terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Zakiyah Darojah, 1975)

Normal behavior, ciri-cirinya :
  • Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
  • Mampu merubah perilakunya melalui proses belajar
  • Mampu melihat suatu perilaku dengan sebab dan akibatnya
  • Mampu membedakan antara impian dan kenyataan
  • Mempunyai orientasi waktu, tempat dan ruang serta mengerti tentang situasi dan lingkungan yang dihadapi

Neurotic behavior, ciri-cirinya :
  • Kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru (tuntutan realitas) atau tidak adaptable
  • Lebih cenderung mengekspresikan perilaku yang tidak disadari
  • Masih memiliki orientasi yang cukup terhadap ruang, waktu, tempat dan orang lain tetapi tidak memiliki insight/ kesadaran terhadap perilakunya dan tidak bisa merubahnya
  • Sebagian besar ucpannya adalah tentang mimpi-mimpi yang sangat berarti

Psychotic behavior, ciri-cirinya :
  • Tingkah laku yang mengacau/ menganggu orang lain
  • Pikiran dan perkataan yang meloncat-loncat (flight of idea)
  • Disorientasi ruang, waktu dan tempat akibatnya tidak bisa membedakan antara mimpi dan realita, tidak mempunyai kesadaran dalam perilakunya
  • Orang psychotic, tidak bisa sembuh secara total hanya bisa sembuh secara social

Tujuan mempelajari kesehatan mental :
  • Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya
  • Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental
  • Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masyarakat
  • Memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya dalam upaya penanganan kesehatan mental
  • Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental
Sasaran dalam kesehatan mental :
  • Sasaran utamanya adalah masyarakat
  • Masyarakat umum, masyarakat yang sehat & yang tidak beresiko sakit
  • Masyarakat dalam kelompok resiko sakit
  • Kelompok masyarakat yang mengalami gangguan
  • Kelompok masyarakat yang mengalami kecacatan

Hubungan kesehatan mental dengan bidang ilmu lain :
  • Ilmu kedokteran
  • Psikologi
  • Sosio-antopologi
  • Ilmu pendidikan
  • Disiplin ilmu lain (ekonomi, biologi, agama, dll)
http://www.vievie-28.web.id/images/stories/gallery/skema%20hub.%20kes%20mental.jpg


Kriteria fungsi psikologis yang sehat
  • Menerima diri secara penuh (mencintai & menghargai diri), but not self-obsessed
  • Memahami diri sendiri
  • Percaya diri, kontrol diri, sehingga menjadi mandiri, asertif, self efficacy
  • Persepsi yang jernih terhadap realitas
  • Keberanian & ketahanan mental
  • Keseimbangan & fleksibilitas
  • Menyukai orang lain
  • Menghargai kehidupan
  • Memiliki tujuan hidup

Kriteria jiwa yang sehat menurut WHO
  • Mampu belajar dari pengalaman
  • Mudah beradaptasi
  • Lebih senang memberi daripada menerima
  • Lebih senang menolong daripada ditolong
  • Mempunyai rasa kasih sayang
  • Memperoleh kesenangan dari hasil usahanya
  • Menerima kekecawaan untuk dipakai sebagai pengalaman
  • Positive thinking

Karakteristik Penyesuaian Normal (Schneiders, 1964) :
  • Absence of excessive emotionality
  • Absence of psychological mechanism
  • Absence of the sense of personal frustration
  • Rational deliberation & self direction
  • Ability to learn
  • Utilization of past experience
  • Realistic, objective attitude

Penyesuaian diri (adjustment)
Sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan mengatasi ketegangan, frustrasi dan konflik dengan memperhatikan norma yang ada. (Schneiders, 1964)

Klasifikasi penyesuaian diri :
  • Gejala masalah, meliputi : neurotik psikotik, psikopatik
  • Jenis kualitas respon, meliputi : penyesuaian yang normal & penyesuaian yang menyimpang
  • Jenis masalah, meliputi : personal, sosial, keluarga, akademik, vokasional, marital

Kaitan antara kesehatan mental dengan penyesuaian diri
  • Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat
  • Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjustment secara keseluruhan
  • Kualitas mental yang sehat merupakan fundament yang penting bagi “good adjustment”

Penyesuaian diri yang menyimpang (maladjustment)
Proses pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan masalah dengan cara-cara yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang ada

Kriteria fungsi psikologis yang tidak sehat :
  • Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
  • Perasaan tidak aman (insecurity)
  • Kurang percaya diri
  • Kurang memahami diri
  • Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
  • Ketidakmatangan emosi
  • Kepribadiannya terganggu
Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (Thorpe)

B.  Macam-macam Terapi

·         Psikoterapi
Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
Ciri-ciri dari defenisi mengenai psikoterapi ini, seperti penjelasan dibawah ini:

Interaksi Sistematis
Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suatu interaksi antara kline dan terapis. Kata sistematis di sini berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoritis terapis.

Prinsip-prinsip Psikologis
Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian, dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi teraupetik.


Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan
Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavioral, kognitif dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari fungsi psikologis ini.

Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah, dan Pertumbuhan Pribadi
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal, seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia. Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan skizofrenia, terapi biologis umumnya memegang peranan utama dalam perawatan. Meskipun demikian, selain perawatan biologis, psikoterapi membantu pasien belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilan-keterampilan yang akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup dengan lebih baik. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat dianggap abnormal, seperti perasaan malu atau bingung mengenai pilihan-pilihan karir. Kelompok ketiga  adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh petumbuhan pribadi. Bagi mereka, psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang penuh sebagai manusia.
Psikoterapi juga memiliki ciri-ciri yang lain. Psikoterapi membutuhkan interaksi-interaksi verbal. Bagaimanapun juga, psikoterapi adalah “terapi-terapi bicara”--- bentuk-bentuk interaksi antara klien yang melibatkan pembicaraan. Dalam interaksi-interaksi itu, terapis yang terampil adalah seorang pendengar yang penuh perhatian. Mendengar dengan penuh perhatian adalah suatu kegiatan yang aktif bukan pasif. Terapis mendengar dengan teliti apa yang dialami dan diusahakan oleh pasien untuk disampaikan oleh psikoterapis. Psikoterapi-psikoterapi juga melibatkan kemonukasi-komunikasi nonverbal. Seorang terapis yang terampil, seperti orang pewawancara yang terampil, seharusnya peka terhadap isyarat-isyarat nonverbal dari pasien dan peka terhadap gerak isyarat yang mungkin menunjukkan perasaan-perasaan atau konflik-konflik yang mendasar. Terapis juga harus menyampaikan empati melalui kata-kata dan juga gerak isyarat nonverbal, seperti mengadakan kontak mata dan bersandar kedepan (kursi) untuk menunjukkan perhatian terhadap apa yang dikatakan klien.

·         Modifikasi Perilaku
·         Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai:
1.      upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku
2.      aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif,
3.      penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman, atau
4.      usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.
Dalam pandangan kaum behavioristik aliran klasik, modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu /mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dgn stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yg diharapkan. Dalam pandangan aliran operan, modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat / pengukuh diberikan berupa reward / punishment. Sedangkan dalam panangan aliran behavior analist, modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dengan rancangan eksperimen dibuat dengan cermat. Perilaku dihitung secara cacah untuk mendaparkan data dasar. Variabel bebas dimanipulasi, metode statistik digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.
        Sedangkan dalam pandangan para ahli, menurut Eysenk modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dengan cara yg menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar. Menurut Wolpe, yaitu penerapan prinsip-prinsip belajar yg telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yg tidak adaptif, dgn melemahkan atau menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan atau dikukuhkan. Sedangkan menurut Hana Panggabean, modifikasi perilaku adalah penerapan dari teori Skinner, sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan penerapan dari shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan positive reinforcement secara selektif, dan extinction.
        Modifikasi perilaku sebagai salah satu metode dalam memberikan bantuan pada klien, menerapkan metode yang berbeda. Martin dan Pear (2003) menyatakan modifikasi perilaku tidak hanya sekedar terapi biasa yang mengandalkan pembicaraan terapist kepada kliennya. Bedanya dengan psikoterapi, psikolog yang melakukan modifikasi perilaku:
1. terlibat secara aktif dalam mengkonstruksi ulang lingkungan kehidupan sehari-hari klien dalam rangka memperkuat perilaku yang tepat.
2. Seringkali memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada klien untuk memfasilitasi perubahan perilaku ini.
3. metode dan tahap demi tahapnya dapat dibuat dengan jelas, sehinga orang lain dapat menggunakan dan menjalankan program yang dibuat orang lain.
4. dapat dilakukan sendiri secara perseorangan atau paling tidak dapat dilakukan oleh orang tua, guru, mentor untuk membantu perubahan perilaku anak-anak atau bawahannya.
5. Selalu berlandaskan pada prinsip belajar umum dan operant, khususnya conditioning dari Pavlov.
6. menekankan bahwa pendekatan tertentu cocok untuk perubahan perilaku tertentu pula.
7. melibatkan semua pihak, klien, administrator, konsultan, dll.



DAFTAR KEPUSTAKAAN


Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta. Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar